Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

Puisi mistis ini kembali dinyanyikan dengan judul Di bawah Ficus Benjamina

Di Bawah Ficus Benjamina KAU Ficus Benjamina Berdiri kekar diantara topeng topeng manusia Setiap hari menjemput aroma musyirika, Musyrika apa? Musyirika telapak tangan neraka Aku menyebut namanya Musyrika KAU Ficus Benjamina Sudah berdiri 150 tahun lamanya Bertubuh besar tak terkalahkan Berdiri diantara mata mata kaya Bersesaji sudah sekian lama KAU Ficus Benjamina Mau hidup diantara fakir fakir dunia Yang inginkan uang sulap Eh. Bukan sulap maksudku, tapi uang cepat KAU Ficus Benjamina Apakah kau membutuhkan seekor Ayam? Di belakang Musyrika aku lihat se ekor ayam yang dilepaskan Oleh pemilik sesaji peminta angka Peminta itu Bapaknya Eh. Maksudku masih ada yang seperti itu Ficus Benjamina tidak salah, Musyrikalah yang salah Oh Ficus Benjamina. Celaka...! FicusBenjaminamerebahi pusaka, lalu menghelatkan tipu dayanya Berdiri berpendekar menjabali jiwa jiwa lemah Oh Ficus Benjamina.   Celaka...! Serangkaian kata untuk penghun

Puisi ini berjudul Kembalikan Moral Negeri ini!

Aku atas namaku yang selalu berpikir Adakah alasan untuk negeriku menolak? Adakah alasan untuk negeriku untuk bangkit? Menolak dari ketidakadilan Bangkit dari keterpurukan Yang sampai saat ini hanya sebatas sentuhan moral yang rusak Sentuhan yang menyudutkan isi sila Pancasila! Seumpanya aku juga harus berbincang kepada sila Mungkin aku akan katakan " Bersabarlah!" Maka aku jauh lebih ingat Seberapa besar orang-orang mencintai negeri ini dengan hangat Maka aku jauh lebih ingat Seberapa besar orang-orang yang merusak jati diri negeri ini Aku hanya risih Setelah adanya dunia yang berbeda Dunia itu seakan ingin menghentikan perjuangan Sama halnya, ideologi yang dulunya janji                                Padang, 7 Desember 2016

Puisi Rindu~Angela dan Andrea

Aku sadar seberapa besar cinta dan rindu yang sepantasnya ku titipkan padanya Aku juga sadar seberapa besar keyakinan yang tumbuh melebihi kokohnya pendirian Angela Angela yang selalu berkutik melepaskan rindu bersama Andrea Disana, di pelabuhan yang berujung bentangan samudera Dengan begitu aku juga ingin seperti Angela Yang siap melepaskan rindu kepadanya Tapi, apalah daya Putaran waktu bertempur melemahkan jiwa Hingga kini  rindu yang ku maksud terabaikan begitu saja Kita sibuk dengan dunia kita Seakan rindu itu sudah sirna Dianggaplah, Rindu itu seperti debu Kotor! Bahkan saatnya diperlakukan seperti tahanan Yang harus membenam diri Pengekangan semacam apa itu? Yang membuatku begitu sakit Yang membuatku begitu buruk Sadarkan di antara jiwa masih penuh harap kita bertemu Bergandengan tangan Saling menatap Kita mesti belajar bahwa kita benar-benar pantas Kita pantas untuk menatap langit yang sama Di lembaran baru, aku ingin kamu dan aku membenarkan adany

Puisi ~Di Balik Kiasan Bersandiwara

Mendalam hingga kau dalam bayangan Mengukir lembar putih janjikan sebuah kenangan Tak mampu terucap hanya napas membesuk ilusi Detakkan kenangan menjadi tragi Hingga kini menjerit menuju seliran malam Imaji tak terbendung lagi, mengingatmu melepaskan janji Mengapa harus begini? Terdiam di balik kiasan bersandiwara Inginkan kau mengerti akan luka Kembalilah!                                    Padang, 7 Oktober 2016