Skip to main content

Puisi mistis ini kembali dinyanyikan dengan judul Di bawah Ficus Benjamina





Di Bawah Ficus Benjamina

KAU Ficus Benjamina
Berdiri kekar diantara topeng topeng manusia
Setiap hari menjemput aroma musyirika, Musyrika apa?
Musyirika telapak tangan neraka
Aku menyebut namanya Musyrika
KAU Ficus Benjamina
Sudah berdiri 150 tahun lamanya
Bertubuh besar tak terkalahkan
Berdiri diantara mata mata kaya
Bersesaji sudah sekian lama
KAU Ficus Benjamina
Mau hidup diantara fakir fakir dunia
Yang inginkan uang sulap
Eh. Bukan sulap maksudku, tapi uang cepat
KAU Ficus Benjamina
Apakah kau membutuhkan seekor Ayam?
Di belakang Musyrika aku lihat se ekor ayam yang dilepaskan
Oleh pemilik sesaji peminta angka
Peminta itu Bapaknya
Eh. Maksudku masih ada yang seperti itu
Ficus Benjamina tidak salah, Musyrikalah yang salah
Oh Ficus Benjamina. Celaka...!
FicusBenjaminamerebahi pusaka, lalu menghelatkan tipu dayanya
Berdiri berpendekar menjabali jiwa jiwa lemah
Oh Ficus Benjamina.  Celaka...!
Serangkaian kata untuk penghuni kekekalan
Di sana, di nerakaNya
Bersama arwah-arwah yang kesakitan

Pariaman, 13 Juli 2016


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kontribusi dan Eksistensi Pemuda terhadap Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakau salah satu ikrar dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang berbunyi   “ Kami putra dan putri Indonesia, menjujung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.   Artinya, pada saat itu juga bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa nasional Indonesia dan menjadi bahasa pemersatu dari perbedaan ragam suku dan bahasa. Pendapat ini selaras dengan Arifin (2015:5) dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, BAB XV pasal 36 bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Sejarah membuktikan bahwa bahasa Indonesia telah berhasil mengikuti keragaman bangsa Indonesia dalam suatu semangat nasionalisme. Bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di antara beratus-ratus bahasa Nusantara yang masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa Ibu. Sehingga, penting tidaknya suatu bahasa seperti jumlah penutur, luas penyebaran, dan peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra dan pengungkapan budaya (alwi, dkk, 2008:1). Melihat penjelasan di atas, meny

TEKS CERPEN

  A. Pengertian Teks Cerpen Cerpen adalah salah satu bentuk karya sastra prosa yang bersifat fiksi dan memiliki satu konflik dalam ceritanya. Berbeda dengan novel maupun novelet, cerpen memiliki isi yang lebih sedikit. Umumnya sebuah cerpen terdiri dari 1.600 hingga 10.000 kata di dalamnya. Karena keterbatasan tersebut, cerpen akan lebih fokus pada satu alur atau plot, karakter utama dan beberapa karakter tambahan jika diperlukan, serta penyelesaian masalah yang ringkas dan efektif. Berikut beberapa pengertian cerpen menurut para ahli yang dapat membantumu untuk memahami sebuah cerita pendek. 1. Sumardjo dan Saini Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi akan tetapi bisa saja terjadi kapanpun dan di manapun yang mana ceritanya relatif pendek. 2. B. Jassin Cerpen adalah sebuah cerita singkat yang harus memiliki bagian terpenting yakni perkenalan, pertikaian dan penyelesaian. 3. Nugroho Notosusanto Cerpen adalah cerita yang panjangnya berkisar 5000 kata atau kira-kira 1

Puisi perampas hati~Hanya Rinduku, Kau Kubur Dalam Malam

Hanya Rinduku, Kau Kubur Dalam Malam! Seharusnya kita melepaskan siksa, siksa dari rindu yang tak terungkap, aku lelah dalam gelisah, setelah mimpi-mimpi kelam kita.  Aku mengenal waktu tanpa rintang, penuh harap mimpi menjadi kenyataan. Tapi, ku rasa tak mungkin.  Karena seluruh rasa sudah kau benamkan di sebuah rindu yang terbuang.  Mungkin rinduku dan seluruh cintaku untuk dikenang dalam bayangan, berteriak di tengah hujan, mungkin itulah rinduku. Lalu, dengan begitu mimpi yang dulu seperti meraih bintang, sekarang bisa menjadi bias-bias lintasan sinarnya saja.  Begitulah rasa sepanjang umurku yang menjadikanmu sebagai bintang di kala terang.  Aku salah, karena bintang seharusnya ada di setiap malam, tapi itulah wujud tawaku melewati langit dan seuntung hidupku. Prakara mudah, tapi sulit bagiku.  Karena hatiku sedang pilu dan dibolak balikkan oleh masa lalu.  Aku tidak begitu yakin bisa, karena aku tidaklah seperti bidadari yang bisa tertawa dan sebisanya mewarnai hidupnya. K