Skip to main content

Puisi perampas hati~Hanya Rinduku, Kau Kubur Dalam Malam

Hanya Rinduku, Kau Kubur Dalam Malam!

Seharusnya kita melepaskan siksa, siksa dari rindu yang tak terungkap, aku lelah dalam gelisah, setelah mimpi-mimpi kelam kita.  Aku mengenal waktu tanpa rintang, penuh harap mimpi menjadi kenyataan.
Tapi, ku rasa tak mungkin.  Karena seluruh rasa sudah kau benamkan di sebuah rindu yang terbuang.  Mungkin rinduku dan seluruh cintaku untuk dikenang dalam bayangan, berteriak di tengah hujan, mungkin itulah rinduku.
Lalu, dengan begitu mimpi yang dulu seperti meraih bintang, sekarang bisa menjadi bias-bias lintasan sinarnya saja.  Begitulah rasa sepanjang umurku yang menjadikanmu sebagai bintang di kala terang.  Aku salah, karena bintang seharusnya ada di setiap malam, tapi itulah wujud tawaku melewati langit dan seuntung hidupku.
Prakara mudah, tapi sulit bagiku.  Karena hatiku sedang pilu dan dibolak balikkan oleh masa lalu.  Aku tidak begitu yakin bisa, karena aku tidaklah seperti bidadari yang bisa tertawa dan sebisanya mewarnai hidupnya. Karena rasaku hanya sulapan dari kepedihan.

7 Maret 2017

Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan Puisi _Diksi dan Isi Hati

Kontribusi dan Eksistensi Pemuda terhadap Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia merupakau salah satu ikrar dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang berbunyi   “ Kami putra dan putri Indonesia, menjujung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”.   Artinya, pada saat itu juga bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa nasional Indonesia dan menjadi bahasa pemersatu dari perbedaan ragam suku dan bahasa. Pendapat ini selaras dengan Arifin (2015:5) dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945, BAB XV pasal 36 bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Sejarah membuktikan bahwa bahasa Indonesia telah berhasil mengikuti keragaman bangsa Indonesia dalam suatu semangat nasionalisme. Bahasa Indonesia menduduki tempat yang terkemuka di antara beratus-ratus bahasa Nusantara yang masing-masing amat penting bagi penuturnya sebagai bahasa Ibu. Sehingga, penting tidaknya suatu bahasa seperti jumlah penutur, luas penyebaran, dan peranannya sebagai sarana ilmu, seni sastra dan pengungkapan budaya (alwi, dkk, 2008:1). Melihat penjelasan di a...

Kumpulan Puisi Yesi Anggraini Yunengsih

Wanita Dalam Jiwa Oleh: Yesi Anggraini Yunengsih  Hati yang lembut jiwa yang tenang Berseri fasih menelisik bumi Aku yang masih berhati suci Juga hendak memikirkan indahnya hari esok Sungguh tenang dalam diam Melihat celah yang kian terang Di  raut wajah yang memberikan semangat Teramat aku melebihi kasihnya Yang sediaku nobatkan sebagai wanita dalam jiwa Padang, 28 Desember 2016-12-30 Mami Oleh: Yesi Anggraini Yunengsih Aku tidak perlu merebutkan kursi itu Karena saatnya berlian itu berkilau padaku Senyum yang tidak akan pernah usai Canda yang bercawan megah Hanya teruntuk aku Segalanya hanya terukir indah Pada detik yang terus berlalu Aku terbawa kisah di lantai rumah megah ini Kepada sosok yang kusebut Mami Harum jiwamu guncangkan bumi Padang, 30 Desember 2016 Tengah Malam Oleh:  Yesi Anggraini Yunengsih Setiap hari aku yang terjaga kasihnya Padahal waktu sengaja berlalu Me...