
Taman Kota
Yesi Anggraini Yunengsih
Yesi Anggraini Yunengsih
Akan terus berlalu mendayung sampanku
Meski letih namun tak terpenggal jasa
Sebab sepanjang waktu keinginan akan mengguru
Hingga hidup bersuhul menggurun ilmu
Aku akan meneruskan sebuah takdir hidup
Perlahan akan jauh lebih fasih
Menggoreskan sebait kenangan
Di taman sebuah kota tercinta
Padang, 1 Juli 2018
Lara-Lara Rasa
Yesi Anggraini Yunengsih
Hatipun telah mati, tidakku ingat mana lagi budi
tak tahu siang, tak tahu malam, hanya lara-lara dalam hati
gelisahku takkan redam, pahit mencekam bukan main,
kadang rasa ingin mati saja.
Oh lara-laraku tak budi, nasib baikmu masih hidup,
tak pantaslah
kau redup, kalau siang esok pun ada.
Oh, lara-laraku tak perlulah kau meratap,
jika hidup belumlah tamat,
masih baik kau rubah
Kau tahu, tidak akan ada lara tanpa arti kewajaran dan kesabaran.
Oh lara, masih baik Tuhanmu. Berikan napas dalam hari.
Padang, 1 Juli 2018
Lalu, Waktu Itu
Yesi Anggraini Yunengsih
Di merah matamu
kutemukan ranum pelipur senja
yang dipenuhi genangan air.
Di keras napasmu,
kurasakan bahwa lelah mengubur masa
dan hatimu berkata baik-baik saja
Padahal kau hampir saja hengkang dari alam
setelah malam tanpa harapan
Padang, 1 Juli 2018
Jembatan Sitinurbaya
Yesi Anggraini Yunengsih
Kerinduan pada malam tak lagi main, rambut panjangmu menjatuh hati
dingin parasmu menggetar jiwa, ku yakin bersamamu alam bicara.
Lalu, kusorotkan mawar merah untukmu, di seberang kota kita
tepatnya di Jembatan Sitinurbaya, hati kita tak lagi asing,
dalam membenih hari esok, menuai cinta, merajut kasih bersama
harapan yang liar.
Oh, Kasih! Jangan habiskan arahmu dengan
butanya cinta, dengan ringkihnya harapan dan matilah bersamaku
dalam kenangan meski pahit menikam.
Padang, 1 Juli 2018
Dedara
Yesi Anggraini Yunengsih
Yesi Anggraini Yunengsih
Berdalih apa? Aku tahu itu dosa-dosa
Setan-setan menghelat berganti rupa
Bergandeng, menari, lalu-ku ajak berlari-lari
"Patung-patung berparas binasakan diri!"
Padang, 1 Juli 2018
Diksi dan Puisi
Yesi Anggraini Yunengsih
Yesi Anggraini Yunengsih
Awan telah merambat sendu, teteskan rindu di seluruh penjuru
Awan telah membalik krista yang takkan usang di belai aksara
Seperti nanti kembali mengerti bahwa jemari terus berlari,
tak merela kekosongan yang mengisi.
Karena diksi yang takkan pergi, seperti kini yang selalu mengabdi.
Padang, 1 Juli 2018
Lautan Bebas yang Merdeka
Yesi Anggraini Yunengsih
Terkadang di hari aman
Rayu wajahmu masih terbayang
Lembut suaramu masihku kenang
Mengusik, mengejutkan hati
Alangkah berkuasanya
Menanti rindu dalam lautan bebas yang merdeka
Menegur napasku yang masih teraju
Menerima nyanyian dalam segala sepi
Terkadang di hari aman
Rindu dengan gila mengacaunya
Aku cemas
Adakah pertemuan kita membawa cinta?
Atau pertemuan kita membawa luka?
Sungguh berbinar mataku dengan setumpuk ragu
Padang, 1 Juli 2018
Masa
Yesi Anggraini Yunengsih
Aku tidak ingin menghapus pertikaian sejarah
Aku hanya ingin mengenang hingga pasrah
Merambatnya malu setelah kulit bergaris layu
Lemahnya suara menjadi dengusan yang bergetar
Aku juga tidak ingin memendam amarah
Setelah semuanya beralih buta dan bungkam
Badan serahkan seluruh kekuatan
Tulang yang membungkuk juga saksikan
Aku juga tidak ingin terlihat goyah
Selama doa menjadi arah
Padang, 1 Juli 2018
Pemilihan diksi nya bagus
ReplyDeletePesannya sampai
Nice puisinyaaa!
Makasi Bang Aul... hihi baru lihat blog lagi nih. :(
Deletekagum sama orang yang bisa menulis puisi pingin bisa juga tapi kurang bisa menulis dengan puitis
ReplyDeleteThanks abang:)
Delete