Skip to main content

ANTOLOGI OLEH "AKU "SELARI HATI " Karya Yesi Anggraini Yunengsih


gambar: google.co.id


BAB 2: SELARI HATI YANG BERGONCANG
[1]Seliran Darah


Sebab aku telah merasuk ke dalam jiwamu
Menembus parade seliran darah selaras membenamkan alam,
bumi bergoncang, mengusut aksa terbentang
Tangis pilarkan meraup bintang
Tapi takkan menang, aku harus terbuang.
Bibirku mengatup, aku tak sanggup!
Aku dikurung,
Dilibas!
Ditindas!
"Dia murka, dia murka!"
Bisu lisan terbuang angan
Serasa pandang menyapa malam
Sibuas mendengus menerkam,
" Kau harus hengkang!"
Titip aku pada Jalang.
Padang, 21 September 2016



[2]Risau
Cakawari dimana kau?
Intan permatamu sirna ditalak putra raja
Nadi menjadi saksi kalau ia tak mencinta
Tandus! Aku dibungkus di balik petaka
Ablasi serentak bertanda "Aku dipenjara!"
Padang, 19 September 2016



[3]Harapan di Ujung Pandang


Besarkan harapanku di ujung panah itu!
Merasuklah ke dalam tubuh_ku
Perisai Kautsar binaran malam
Walau pandang mengubal telah terbenam
Sadarkan aku! Sampai selari hati berjanji
Kala hantaman menerjang harapan
"Aku akan menang, aku takkan gamang!"
Lalu; Ia peluk aku dalam sukma kerapuhan
" Demi si putik malang, ku lepas kau terbang".

Pariaman,17 September 2016

 


[4]Di Atas Jerami Kami Bermimpi

Berjuta kepala termanggu menyudutkan nyawa-nyawa
Di atas kerikil yang tajam yang menguasai kegelapan
Menepisi sanubari yang telah berjanji demi negeri ini

Teriak nurani goncangkan elegi
 Bersenandung tidurkan kami,  beralaskan  serungguk jerami

Sumpah menyapa ilirkan nestapa
Ulah logika dalam bernala
Tuduhnya; kamu telah berlari merebut mimpi!
Meski hanya dalam imaji yang tinggi
Kami suarakan demi kehidupan yang berperi
“Tataplah kami!”
Meski terlihat kecil tapi bernyali

Padang, 28 September 2016




[5]Menabur Benih Di Senja Hari

Suara alam sentakkan melodi penikmat masa,
Disaat itu sepi berkutik mengadu kepada tuan
“ Tuan! Mengapa kau menabur benih senja hari?”
Suara alam sentakkan lagi melodi, di atas nyanyian nada-nada paksa
Disaat sepi berkutik; jawab pinta tuan
“ Kau terlambat, tuan!”
Hanya ada masa penentu harapan
yang tak gamang akan berjuang
sebelum senja menyerang


Padang, 27 September 2016

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Kumpulan Puisi _Diksi dan Isi Hati

TEKS CERPEN

  A. Pengertian Teks Cerpen Cerpen adalah salah satu bentuk karya sastra prosa yang bersifat fiksi dan memiliki satu konflik dalam ceritanya. Berbeda dengan novel maupun novelet, cerpen memiliki isi yang lebih sedikit. Umumnya sebuah cerpen terdiri dari 1.600 hingga 10.000 kata di dalamnya. Karena keterbatasan tersebut, cerpen akan lebih fokus pada satu alur atau plot, karakter utama dan beberapa karakter tambahan jika diperlukan, serta penyelesaian masalah yang ringkas dan efektif. Berikut beberapa pengertian cerpen menurut para ahli yang dapat membantumu untuk memahami sebuah cerita pendek. 1. Sumardjo dan Saini Cerpen adalah cerita fiktif atau tidak benar-benar terjadi akan tetapi bisa saja terjadi kapanpun dan di manapun yang mana ceritanya relatif pendek. 2. B. Jassin Cerpen adalah sebuah cerita singkat yang harus memiliki bagian terpenting yakni perkenalan, pertikaian dan penyelesaian. 3. Nugroho Notosusanto Cerpen adalah cerita yang panjangnya berkisar 5000 kata atau kira-ki...

Kumpulan Puisi Yesi Anggraini Yunengsih

Wanita Dalam Jiwa Oleh: Yesi Anggraini Yunengsih  Hati yang lembut jiwa yang tenang Berseri fasih menelisik bumi Aku yang masih berhati suci Juga hendak memikirkan indahnya hari esok Sungguh tenang dalam diam Melihat celah yang kian terang Di  raut wajah yang memberikan semangat Teramat aku melebihi kasihnya Yang sediaku nobatkan sebagai wanita dalam jiwa Padang, 28 Desember 2016-12-30 Mami Oleh: Yesi Anggraini Yunengsih Aku tidak perlu merebutkan kursi itu Karena saatnya berlian itu berkilau padaku Senyum yang tidak akan pernah usai Canda yang bercawan megah Hanya teruntuk aku Segalanya hanya terukir indah Pada detik yang terus berlalu Aku terbawa kisah di lantai rumah megah ini Kepada sosok yang kusebut Mami Harum jiwamu guncangkan bumi Padang, 30 Desember 2016 Tengah Malam Oleh:  Yesi Anggraini Yunengsih Setiap hari aku yang terjaga kasihnya Padahal waktu sengaja berlalu Me...